Diusir Rentenir Dari Kontrakan, Buruh Pabrik Sepatu dan 3 Anak Diselamatkan Petani Tua di Tengah Hutan

Diusir Rentenir Dari Kontrakan, Buruh Pabrik Sepatu dan 3 Anak Diselamatkan Petani Tua di Tengah Hutan

Diusir dari kontrakan karena masalah utang, cerita buruh pabrik sepatu dapat tumpangan gratis dari petani tua di tengah hutan.
Marlina sangat bersyukur diberi izin tinggal di saung milik petani tua yang juga purnawirawan TNI bernama Agus Suhara (82).

Setelah dirinya angkat kaki dari kontrakan karena masalah utang dengan rentenir, Marlina beserta suami dan ketiga anaknya harus rela tinggal di sebuah saung di tengah hutan.

Marlina (33) seorang buruh pabrik sepatu tak menyangka kehidupannya dengan suami beserta tiga anaknya akan seperti saat ini.

Ia harus rela tinggal bersama suami dan anaknya di sebuah gubuk di tengah kebun yang berada di lereng perbukitan Karangpara, Desa Kebonmangun, Kecamatan Gunungguruh, Sukabumi, Jawa Barat.

Saung berukuran sekitar 4×3 meter tersebut harus ia tempati dengan ketiga anak dan suaminya karena permasalahan yang menimpa keluarga sebulan yang lalu.

Buruh asal Surade dan keluarganya ini telah menghuni saung kebun itu lebih sebulan setelah mendapatkan izin dari pemiliknya, sejak Kamis (17/10/2019) sebulan lalu.

Sebelumnya mereka tinggal mengontrak di rumah petak di wilayah Desa Sirnaresmi kecamatan setempat.

Namun, Rabu (16/10/19) sore menjadi hari kelabu bagi keluarga kecil Marlina.

Awalnya saat seorang pemberi pinjaman uang atau rentenir dan sejumlah orang dari lembaga peminjaman datang hampir bersamaan ke kediamannya.

Mereka datang hendak menagih sisa hutang yang dimiliki oleh Marlina dan suami kepada rentenir-rentenir tersebut.

Padahal pada hari yang sama, Marlina dan suami hendak berkemas dan berpindah tempat tinggal ke kontrakan yang baru yang berada 100 meter dari sebelumnya.

Sore itu, penagih hutang meminta agar ia melunasi sebagaian tunggakannya malam itu juga.

Bahkan salah satu dari penagih hutang yang datang sempat mengancam Marlina dan suami akan dipenjarakan.

“Saya ditagih utang, dan diancam akan dilaporkan ke polisi. Karena kami dituding akan kabur. Padahal kami sedang pindahan ke kontrakan baru,” ungkap Marlina didampingi suaminya Dede Sandi saat ditemui Kompas.com di saung kebun, Rabu (20/11/2019) petang, dikutip dari Kompas.com.

Pada malam itu juga sang suami keluar rumah berniat hendak mencari pinjaman untuk melunasi hutang yang telah ditagih oleh beberapa rentenir yang datang.

Namun karena lama tidak pulang, Marlina pun juga berinisiatif untuk keluar rumah hendak mencari pinjaman juga.

“Sebenarnya suami saya sudah bolak-balik ke rumah, dan menjelaskan belum berhasil dan kami meminta keringanan. Tapi tidak bisa, akhirnya saya pun keluar rumah untuk mencari pinjaman uang,” tuturnya, dikutip dari Kompas.com.

Sesampainya di rumah, Dede, suami Marlina tak mendapati penagih hutang dan istrinya di kediamannya.

Yang lebih memilukan, Televisi 22 inch, dua handphone sudah tak ada di tempat semula.

Awalnya Dede berpikir bahwa barang-barang tersebut telah dibawa Marlina ke kontrakan baru mereka.

Namun, ternyata sampai sekarang mereka tak tahu dimana barang-barang tersebut dan dibawa siapa.

“Saya sih gak menuding siapapun. Tapi untuk kehilangannya ini sudah kami laporkan ke polisi, lapornya juga baru Sabtu kemarin,” ujar dia, dikutip dari Kompas.com.

Tak sampai disitu, malam yang sama buruh perempuan yang baru bekerja tiga tahun tersebut dibawa paksa dan digiring puluhan warga ke rumah yang diduga rentenir.

Saat itu dia sambil membawa karpet dan kasur mau ke rumah kontrakan bertemu dengan banyak warga yang mencegatnya, lalu barang-barang tersebut diminta untuk dititip di salah satu teras warga.

“Salah seorangnya saya kenal. Lalu saya dibawa dan diburu-buru, sambil tangan ditarik-tarik dan diikuti puluhan warga,” aku Marlina, dikutip dari Kompas.com.

Sampai di rumah yang diduga salah rentenir tersebut, sang suami, Dede ternyata sudah sampai di sana lebih dulu.

Marlina dan Dede sempat dimaki dan diancam akan dipenjarakan oleh rentenir tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, Dede sempat mengatakan bahwa disuruh untuk menandatangani perjanjian untuk menyanggupi melunasi hutang.

Karena pikiran sudah tidak karuan, juga memikirkan ketiga anaknya, akhirnya surat.perjanjian ditandatangani.

“Motor dan kunci akhirnya disimpan sebagai jaminan,” kata dia dikutip dari Kompas.com.

Permasalahan buruh dan keluarganya ini tidak tuntas hanya utang saja. Berikutnya pemilik kontrakan baru pun akhirnya membatalkan untuk diisi.

Akhirnya mereka pun, pada Kamis (17/10/2019) memutuskan mencari rumah kontrakan di lain tempat.

Akhirnya ada salah satu warga yang memiliki mobil bak terbuka bersedia membantu mengangkat barang-barang mereka.

Namun, ternyata tak ada satu kontrakan pun bisa mereka tempati pada dini hari tersebut hingga mereka diarahkan ke sebuah gubuk di tengah kebun.

“Kami sudah bingung. Akhirnya barang-barang di simpan di teras rumah warga. Anak-anakpun ditidurkan di teras rumah warga itu,” aku Marlina, dikutip dari Kompas.com.

Subuh itu, sekitar pukul 04:30 WIB, petani tua bernama Agus Suhara (82) sedang berjalan-jalan mengontrol kebun dan perkampungan sekitarnya menuju ke rumahnya di lerengan perbukitan Karangpara.

Tiba-tiba pandangan matanya tertuju ke teras rumah tetangganya yang berantakan dengan peralatan rumah tangga.

Agus pun sempat terhentak kaget, saat melihat di teras rumah itu terdapat tiga anak terlelap tidur dengan alas seadanya.

Purnawirawan TNI AD tersebut akhirnya memperbolehkan keluarga Dede dan Marlina untuk tinggal di gubuk di kebun miliknya tersebut.

“Ini tugas kemanusiaan. Mereka dibawa ke rumah dan disuruh tinggal di rumah ini. Namun mereka akhirnya memilih tinggal di saung kebun. Padahal ada kamar yang kosong,” kata Agus saat ditemui Kompas.com di rumahnya Rabu siang.

“Insya Allah selama di sini baik makannya, minumnya Apa (panggilan bapak) yang sediakan. Apa ingat anak-anak dan cucu-cucu. Disuruh tinggal bersama di sini mereka enggak mau,” ujar purnawirawan yang mengakhiri tugas pada Kodim 0607 ini, dikutip dari Kompas.com.

Sumber: tribunnews.com

Post a Comment

Previous Post Next Post
banner