Orang Awam Bicara Agama adalah Pintu Masuk Setan Menguasai Manusia, Ini Penjelasannya

Orang Awam Bicara Agama adalah Pintu Masuk Setan Menguasai Manusia, Ini Penjelasannya

BincangSyariah.Com – Di era perkembangan teknologi yang begitu pesat, umat Islam dihadapkan pada gudang informasi yang luas. Akses terhadap informasi keagamaan bisa diperoleh melalui kanal-kanal youtube, instagram, ataupun WhatsApp Group. Sayangnya, tidak semua informasi ini dibuat dan disebarkan oleh mereka yanng memmiliki atas keilmuan Islam yang memadai. Semua orang dapat membuat dan menyebarkan apa yang dianggap ajaran agama melalui dunia maya.
Alih-alih cukup memberikan informasi tentang ilmu agama, mereka juga melakukan aksi-aksi provokasi, menghasut, dan menyerang kelompok keagamaan lain yang berbeda. Tak tanggung-tanggung, orang yang tidak pernah menenggelamkan diri pada dunia pendidikan agama secara mendalam tampil sebagai juru bicara agama. Dengan berpenampilan layaknya ahli agama, mereka menyampaikan ajaran agama sesuai kepentingannya.

Tidak mengherankan jika terdapat fenomena ustaz salah men-tashrif  kata berbahasa Arab. Bahkan di dunia maya, menjadi biasa seorang yang awam ilmu agama menghina ulama sekaliber Gus Mus, Habib Quraish Shihab, dan kiai Said Aqil Siraj. Hal itu dikarenakan semakin merebaknya orang yang awam dalam agama berbicara soal agama di dunia maya. Tidak hanya itu, tanpa menyadari kapasitas keilmuannya, kebanyakan orang selalu mengomentari peristiwa politik, ekonomi, dan apapun yang sedang berkembang.

Dalam kondisi demikian, penulis teringat wejangan kiai Sholeh Darat tentang larangan awam bicara agama. Di dalam kitab Munjiyat, kitab yang berisi ajaran yang diambil dari kitab Ihya’ Ulum al-Din, kiai Sholeh Darat menjelaskan tentang pintu masuk setan dalam menggoda hati manusia.

Ada sebelas hal yang membuat setan berhasil menguasai hati manusia. Satu di antaranya ialah orang awam yang tidak memiliki kapasaitas keilmuan tentang agama tapi berbicara agama. Disanalah setan akan masuk ke dalam hati untuk menyesatkannya. Menurut kiai Sholeh Darat, kewajiban orang awam dalam beragama bukanlah berbicara tentang ilmu agama.

Membicarakan ilmu agama tanpa kemampuan yang mumpuni bisa membahayakannya sendiri. kewajibannya, menurut kiai Sholeh Darat, cukup beriman kepada Allah, menyibukkan diri dengan beribadah, dan bekerja untuk dirinya dan keluarga. Sehingga ia tidak terjerumus pada ajakan setan nafsunya.

“maka wajibe wong awam iku arep ketungkul kelawan angimanaken ing Allah lan pasrah ing Allah lan ketungkul kelawan lan pengupo jiwone lan aja melu-melu bahas ilmune para ulama ingkang lembut-lembut.”

Artinya:

“maka kewajiban orang awam itu menyibukan diri dengan beriman dan pasrah kepada Allah dan sibuk bekerja untuk kehidupannya. Jangan ikut-ikutan membahas ilmunya para ulama yang sangat halus (mendalam).”

Kalimat terakhir dari pernyataan kiai Sholeh Darat menunjukan, jika disitu bukan bidangmu, janganlah sekali-kali engkau masuk ke dalamnya. Kekacauan yang berlangsung akhir-akhir ini di dunia maya terjadi karena orang yang tidak ahlinya berbicara tentang semua bidang. Sehingga bukan manfaat yang diperoleh melainkan madarat yang didapat. Sebagaimana kata Gus Mus, “Andai orang yang punya keahlian, hanya bicara tentang hal-hal yang dikuasainya, tentu kita akan dapat banyak manfaat”.

Jika membicarakan ilmu agama tanpa kapasitas keilmuan yang memadai memiliki akibat secara personal, tentu itu juga akan berdampak secara sosial. Disitulah sifat muhlikat (merusak) akan mulai bekerja. Setelah setan telah berhasil menguasai hatinya, tidak  hanya kehidupan individualnya yang akan rusak, melainkan kehidupan sosialnya. Orang-orang ini akan dibawa oleh nafsunya menjauh dari hal-hal yang bermanfaat.

Oleh karena itu, sebaiknya, orang yang awam lebih banyak berdiam dan orang yang ahli (dalam sebuah bidang termasuk agama) memperbanyak bicara sesuai dengan bidangnya. Tentu terlihat mudah, tapi sulit untuk dilakukan, bukan?

Sumber : bincangsyariah.com

Post a Comment

أحدث أقدم
banner