Kisah Keajaiban Sedekah: Diberi Uang Orang Tak Dikenal Tanpa Meminta Saat Butuh
Antrian ATM Bank Mandiri di Galon Minyak (SPBU) di ringroad Tanjung Sari Pasar 6 Medan cukup ramai. Pagi itu kami berenam (saya, istri dan empat anak) mengantri dengan semangat ingin menghabiskan uang gaji yang sudah menipis di pekan ke dua bulan itu.
Menjelang giliran kami, seorang dengan celana pendek yang turun dari mobil mewah masuk mengambil uang. Wah banyak sekali yang diambilnya. Anak saya yang masih masih kecil-kecil tak sabar ingin masuk ATM.
Maklum diluar sumpek dan panas. Anak ketiga saya, Faruq mengetuk-ngetuk pintu kaca ATM. Dia seperti memperhatikan orang tajir yang baru menarik uangnya dari mesin itu.
“Nih, dik….” kertas merah mengkilap tertera nol 5 buah menjulur ke anak Faruq. Bapak Kaya tadi yang menjadi perhatian Faruq memberi uang Rp. 100.000 pada anak saya. Terkejut kami menyaksikan adegan cepat kilat ini.
“Terima kasih, Pak.” Jawab istri saya.
“Siapa Bapak itu ya?” bisik saya.
“Ummi kenal?” tanya saya pada istri saya.
“Gak, bi.” Jawab istri saya.
“Alhamdulillah, semoga bapak tadi dilimpahkan rezeki dan barakah hartanya.’” Doa saya dalam hati pada Bapak Dermawan itu.
Saya tersenyum mengingat momen 5 tahun lalu ketika kami masih di Medan. Rezeki memang sulit dimengerti. Dikejar seringkali lari, namun seringkali juga dalam diam, rezeki yang bahkan tidak saya usahakan datang begitu saja.
Saya tidak kenal sama sekalid engan Bapak tadi. Kami tak pernah bertemu sebelumnya. Hanya dalam hitungan detik rezeki bisa datang, berpindah dari tangan satu ke tangan lain. Allah mudah sekali membuka hati manusia untuk berbelas kasih pada sesama.
Saya jadi menyadari bahwa harta yang saya miliki ada hak orang lain. Semua harta saya bukan milik saya. Bila Allah menghendaki, mudah saja harta itu berpindah tangan, lenyap bahkan hancur tak berbekas.
Saya jadi merasa diingatkan kembali oleh Kisah Keajaiban Sedekah ini, bahwa bila punya niat bersedekah segeralah bersedekah. Selagi hangat uang yang kita tarik dari ATM bila ada peluang beramal, mengapa kita berpikir lama.
Selagi masih ada lembaran yang menurut pengamen, pengemis, peminta sumbangan, musafir atau tetangga sangatlah berharga, mengapa kita menahannya. Memangnya kita bisa menghasilkan uang sendiri dan tidak butuh rezeki-Nya.
Terima kasih Bapak kaya yang tidak sombong dan dermawan yang kembali mengingatkan saya untuk tidak berat bersedekah dan berlama-lama berpikir untuk mengulurkan bantuan.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا () وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (QS. ath-Thalaq: 2-3)
Sumber : Kabarmakkah.com
Antrian ATM Bank Mandiri di Galon Minyak (SPBU) di ringroad Tanjung Sari Pasar 6 Medan cukup ramai. Pagi itu kami berenam (saya, istri dan empat anak) mengantri dengan semangat ingin menghabiskan uang gaji yang sudah menipis di pekan ke dua bulan itu.
Menjelang giliran kami, seorang dengan celana pendek yang turun dari mobil mewah masuk mengambil uang. Wah banyak sekali yang diambilnya. Anak saya yang masih masih kecil-kecil tak sabar ingin masuk ATM.
Maklum diluar sumpek dan panas. Anak ketiga saya, Faruq mengetuk-ngetuk pintu kaca ATM. Dia seperti memperhatikan orang tajir yang baru menarik uangnya dari mesin itu.
“Nih, dik….” kertas merah mengkilap tertera nol 5 buah menjulur ke anak Faruq. Bapak Kaya tadi yang menjadi perhatian Faruq memberi uang Rp. 100.000 pada anak saya. Terkejut kami menyaksikan adegan cepat kilat ini.
“Terima kasih, Pak.” Jawab istri saya.
“Siapa Bapak itu ya?” bisik saya.
“Ummi kenal?” tanya saya pada istri saya.
“Gak, bi.” Jawab istri saya.
“Alhamdulillah, semoga bapak tadi dilimpahkan rezeki dan barakah hartanya.’” Doa saya dalam hati pada Bapak Dermawan itu.
Saya tersenyum mengingat momen 5 tahun lalu ketika kami masih di Medan. Rezeki memang sulit dimengerti. Dikejar seringkali lari, namun seringkali juga dalam diam, rezeki yang bahkan tidak saya usahakan datang begitu saja.
Saya tidak kenal sama sekalid engan Bapak tadi. Kami tak pernah bertemu sebelumnya. Hanya dalam hitungan detik rezeki bisa datang, berpindah dari tangan satu ke tangan lain. Allah mudah sekali membuka hati manusia untuk berbelas kasih pada sesama.
Saya jadi menyadari bahwa harta yang saya miliki ada hak orang lain. Semua harta saya bukan milik saya. Bila Allah menghendaki, mudah saja harta itu berpindah tangan, lenyap bahkan hancur tak berbekas.
Saya jadi merasa diingatkan kembali oleh Kisah Keajaiban Sedekah ini, bahwa bila punya niat bersedekah segeralah bersedekah. Selagi hangat uang yang kita tarik dari ATM bila ada peluang beramal, mengapa kita berpikir lama.
Selagi masih ada lembaran yang menurut pengamen, pengemis, peminta sumbangan, musafir atau tetangga sangatlah berharga, mengapa kita menahannya. Memangnya kita bisa menghasilkan uang sendiri dan tidak butuh rezeki-Nya.
Terima kasih Bapak kaya yang tidak sombong dan dermawan yang kembali mengingatkan saya untuk tidak berat bersedekah dan berlama-lama berpikir untuk mengulurkan bantuan.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا () وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (QS. ath-Thalaq: 2-3)
Sumber : Kabarmakkah.com
إرسال تعليق